2. Papua Nugini
Peningkatan aktivitas kriminal di Papua Nugini dapat ditarik pada permasalahan yang serius yaitu perdagangan senjata.
Baca Juga:
Bupati Bangli Menyertakan Diri dalam Pemusnahan Barang Bukti Kejahatan Tahun 2023
Perdagangan senjata telah menjadi masalah berkepanjangan di Papua Nugini, dimana impor senjata ilegal secara tidak sah memberdayakan kelompok kriminal yang aktif di negara tersebut.
Sebagian besar perdagangan senjata ilegal terjadi di daerah perbatasan antara Papua Nugini dan Indonesia, serta di wilayah yang berbatasan dengan Selat Torres, yang berbagi batasan dengan Australia.
Perdagangan senjata ilegal ini memiliki keterkaitan erat dengan berbagai kegiatan kriminal lainnya.
Baca Juga:
Kapolda DIY Sebut Angka Kriminalitas Menurun
Jaringan kriminal sering kali memperdagangkan senjata sebagai bagian dari transaksi yang melibatkan ganja yang ditanam di Papua Nugini, atau mengeksploitasi tingkat korupsi dalam penegakan hukum untuk memastikan pengiriman senjata secara aman ke negara tersebut.
Selanjutnya, industri ganja merupakan pasar obat yang sangat meluas di Papua Nugini, menjadi obat yang paling banyak diproduksi dan dikonsumsi di negara tersebut.
Meskipun sebagian besar ganja yang ditanam di Papua Nugini digunakan untuk keperluan lokal, sejumlah besar juga diselundupkan ke luar negeri, seringkali melibatkan pelaku kriminal asing. Dalam beberapa situasi, ganja ditukar dengan barang terlarang lainnya, terutama senjata kecil dan ringan.