WahanaNews.co | Ketegangan antara China dan Taiwan makin memuncak.
Pada Senin (4/10/2021), 56 pesawat tempur China masuk ke wilayah udara Taiwan.
Baca Juga:
Gokil! China Terbukti Kendalikan Pemberitaan Media di 18 dari 30 Negara Demokrasi
Taiwan benar-benar naik pitam atas tindakan China itu.
Sebab, jumlah 56 adalah pengerahan pesawat tempur terbanyak yang dilakukan China ke Taiwan dalam satu hari.
Menurut keterangan Kementerian Pertahanan Taiwan, provokasi China dimulai saat 36 jet tempur, 12 pesawat H-16 berkemampuan nuklir, dan empat pesawat jenis lainnya, masuk ke zona pertahanan udara barat daya Taiwan, atau biasa disebut ADIZ.
Baca Juga:
Latihan Perang China Justru Diklaim Bikin Militer Taiwan Kian Kuat
Di malam harinya, ada empat pesawat tempur lain yang masuk ke wilayah udara Taiwan.
Seluruh pesawat tempur China berhasil diusir oleh jet tempur Taiwan.
Kantor Urusan Daratan Taiwan (MAC), badan pembuat kebijakan utama Taiwan terkait China, menyebut aksi China itu tindakan provokatif tidak bertanggung jawab.
Mereka menuduh Beijing sengaja menghancurkan status quo dan perdamaian stabilitas di Selat Taiwan.
"Kami minta pihak berwenang di Beijing segera hentikan aksi provokatif yang tak damai dan tak bertanggung jawab," kata jubir MAC, Chiu Chui-cheng, seperti dikutip dari AFP.
"China adalah biang keladi penyebab ketegangan di dua sisi Selat Taiwan, dan ini akan makin mengancam ketertiban regional," sambung dia.
Chiu menegaskan, tindakan provokatif China tak membuat Taiwan gentar.
Dia bahkan menegaskan, Taiwan tidak akan menyerah dan kompromi dengan segala bentuk ancaman.
Perselisihan kedua negara ini sudah berlangsung selama beberapa dekade.
Pangkal masalah pertikaian adalah klaim China terhadap kedaulatan Taiwan.
China menganggap Taiwan bagian negaranya.
Klaim China itu ditolak keras Taiwan.
Pemerintah Taiwan menegaskan, negaranya berdaulat penuh dan bukan bagian Republik Rakyat China.
Menghadapi perlawanan Taiwan, China melakukan banyak cara.
Mulai dari tekanan diplomatik sampai mengancam akan merebut Taiwan lewat cara pengerahan kekuatan. [dhn]