WahanaNews.co | Kapal Sejong dengan Korea Selatan dan membawa 62 anak buah kapal (ABK) berkewarganegaraan Indonesia, merapat di Lima, Peru, dengan beberapa awak kapal bergejala Covid-19.
Satu orang awak kapal berkewarganegaraan Indonesia bahkan tidak sempat tertolong dan meninggal ketika kapal tengah berlayar di perairan Chile saat dalam perjalanan menuju Peru.
Baca Juga:
Pjs. Gubernur Kaltara Togap Simangunsong Terima Kunjungan Investor Korea Selatan Oktober 2024
Setibanya di Teluk Callao, Peru, tes PCR segara dilakukan terhadap seluruh awak kapal oleh agen maritim.
Kemudian didapati hasil bahwa 13 awak kapal positif Covid-19 dan sembilan di antaranya merupakan ABK berkewarganegaraan Indonesia.
KBRI Lima kemudian mengajukan permohonan kepada otoritas setempat dan kapten kapal, agar para ABK WNI diizinkan turun dari kapal dan menjalani karantina di hotel dengan pengawasan dokter.
Baca Juga:
Krisis Kelahiran di Korut: Pemerintah Penjarakan Dokter Aborsi dan Sita Alat Kontrasepsi
Berdasarkan keterangan pers dari KBRI Lima, satu orang ABK WNI yang meninggal dinyatakan suspek Covid-19 dan sesuai peraturan pemerintah Peru, jenazah tidak dapat dibawa ke Indonesia.
Saat ini jenazah telah dimakamkan sesuai dengan protokol Covid-19 yang berlaku.
“KBRI Lima juga sudah mengontak pihak keluarga dan mengatur pemakaman sesuai agama Islam dan melakukan live streaming dengan pihak keluarga ketika proses pemakaman,” ujar Rangga Yudha Nagara, Pelaksana Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Lima dalam siaran persnya, Selasa (5/10).
Pada Senin (4/10) lalu, KBRI Lima pun melakukan kunjungan ke kapal Sejong untuk memberikan pelayanan konsuler berupa perpanjangan paspor, penerbitan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) bagi 24 awak kapal yang akan kembali ke Indonesia.
Selain itu, bagi 38 awak kapal lainnya, diberikan pelayanan konsuler berupa perpanjangan paspor, konsultasi, sosialisasi protokol kesehatan dan penggunaan aplikasi peduli lindungi.
“KBRI Lima juga memberikan paket bantuan logistik yang berisi mie instan, kecap manis, teh, kopi, gula, madu, tuna kaleng, masker, hand sanitizer,dsb yang diapresiasi para ABK WNI karena dapat mengobati rasa rindu tanah air,” ujar Rangga.
Selama menunggu kepulangan, sebanyak 24 ABK WNI diinapkan di hotel oleh agen maritim dan mereka mendapat vaksinasi Covid-19 pabrikan Sinopharm.
Tanggal 4 Oktober 2021 setelah pembatasan jumlah penumpang ke Indonesia dicabut, para ABK WNI pun mulai bertolak ke tanah air.
Saat ini, sembilan ABK berkewarganegaan Indonesia yang positif Covid-19 telah menyelesaikan masa karantina selama 14 hari.
Mereka juga telah melakukan tes Coronavirus dengan hasil negatif. Kini mereka dinyatakan sembuh dan telah kembali bekerja di kapal.
Sejak tahun 2014, data pemerintah Peru menunjukan bahwa ada sekitar 2.000 – 4.000 WNI yang mengunjungi Peru.
KBRI Lima memperkirakan, 70% dari jumlah tersebut adalah para ABK WNI yang bergabung atau meninggalkan kapal tempat mereka bekerja melalui pelabuhan-pelabuhan di kota pesisir Peru seperti Callao, Chimbote, dan Paita.
Sebagian besar dari mereka bekerja di kapal penangkap ikan atau cumi-cumi berbendera China, Jepang, Korea, dan Spanyol.
Banyaknya ABK WNI yang singgah di Peru, menjadikan negara ini sebagai salah satu pusat perlindungan WNI di luar negeri. [dhn]