"Kami mendesak Israel untuk segera mencabut pembatasan guna memungkinkan aliran bantuan dan agar organisasi kemanusiaan dan Perserikatan Bangsa-Bangsa dapat beroperasi dengan aman dan efektif," lanjut pernyataan itu.
Lebih jauh, mereka menegaskan kesiapan untuk mengambil langkah lanjutan demi mendorong gencatan senjata dan membuka jalur politik menuju perdamaian jangka panjang di kawasan.
Baca Juga:
115 Tewas Saat Tunggu Bantuan, WFP Kutuk Serangan Brutal Israel di Gaza Utara
"Kami siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut guna mendukung gencatan senjata segera dan jalur politik menuju keamanan dan perdamaian bagi warga Israel dan Palestina," bunyi pernyataan tersebut.
Ke-25 negara yang menyatakan sikap keras terhadap Israel terdiri dari 20 negara Eropa ditambah Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
Empat dari lima negara dalam kelompok aliansi intelijen Five Eyes —yang berisi AS, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru— termasuk dalam daftar ini, menandakan retaknya pandangan terhadap konflik Gaza di antara negara-negara sekutu.
Baca Juga:
Israel Hancurkan Satu-satunya Gereja Katolik Gaza, Reaksi Keras Datang dari Italia
Menanggapi tekanan tersebut, Kementerian Luar Negeri Israel mengklaim bahwa pernyataan negara-negara Barat itu "tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan".
Tel Aviv menganggap kritik tersebut hanya akan memperkuat posisi Hamas dan melemahkan upaya pemberantasan kelompok itu.
"Pernyataan itu gagal memfokuskan tekanan pada Hamas dan gagal mengakui peran dan tanggung jawab Hamas atas situasi tersebut," kata pihak Israel.