Invasi Rusia pada 24 Februari 2022 ke Ukraina memberi organisasi itu dorongan baru setelah kegagalan di Afghanistan dan perselisihan internal selama era mantan Presiden AS, Donald Trump.
"Kami mengirimkan pesan yang kuat kepada (Presiden Rusia Vladimir) Putin: 'Anda tidak akan menang'," kata Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, dalam pidatonya.
Baca Juga:
Klaim NATO tentang Bantuan Militer Iran ke Rusia di Ukraina Tak Berdasar dan Bermotif Politik
Menurut pernyataan KTT, sekutu NATO juga setuju untuk secara resmi memperlakukan Rusia sebagai "ancaman paling penting dan langsung terhadap keamanan sekutu".
Sekutu juga menyetujui konsep strategis baru pertama NATO, yaitu dokumen perencanaan induknya dalam satu dekade.
Rusia, yang sebelumnya digolongkan sebagai mitra strategis NATO, kini diidentifikasi sebagai ancaman utama NATO.
Baca Juga:
Terpilih Jadi Sekjen NATO, Ini Profil Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
Perdana Menteri Belgia, Alexander de Croo, menyebut invasi Rusia ke Ukraina adalah "ancaman langsung terhadap cara hidup Barat", merujuk pada dampak perang yang lebih luas, seperti kenaikan harga energi dan pangan.
Untuk pertama kalinya, dokumen perencanaan tersebut juga menyebut China sebagai tantangan.
Tidak seperti Rusia, yang perangnya di Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran serius di Baltik akan serangan di wilayah NATO, China bukanlah musuh, kata para pemimpin NATO.