Warga Afghanistan telah menghadapi perang selama bertahun-tahun, korupsi, kemiskinan yang parah, dan kurangnya pekerjaan.
Ketika Masoud Ahmadi, seorang tukang kayu, kembali ke Afghanistan dari negara tetangga Pakistan setelah runtuhnya Taliban tahun 2001, harapannya untuk masa depan cerah.
Baca Juga:
Bio Farma Hibahkan 10 Juta Dosis Vaksin Polio untuk Afghanistan
Ahmadi bermimpi membuka bengkel furnitur kecil, mungkin mempekerjakan sebanyak 10 orang. Sebagai ganti, duduk di bengkelnya yang berdebu setinggi enam kaki kali 10 kaki pada hari Sabtu, Ahmadi membuka bengkel hanya dua kali seminggu karena tidak ada pekerjaan.
“Ketika uang masuk ke negara ini, pimpinan pemerintah mengambil uang itu dan menghitungnya sebagai uang pribadi mereka, dan rakyat tidak dibantu untuk mengubah hidup mereka menjadi lebih baik,” kata Ahmadi.
Sejak Taliban kembali berkuasa Agustus lalu, ekonomi negara itu jatuh bebas, diperburuk oleh sanksi AS dan isolasi diplomatik dan keuangannya. Taliban telah mendesak masyarakat internasional untuk mengakui pemerintah barunya saat berjuang untuk menghidupkan kembali ekonomi yang dihancurkan oleh perang selama beberapa dekade dan intervensi asing. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.