"Butuh waktu berjam-jam untuk mencapai rumah sakit, di mana perawat yang kelelahan berusaha mati-matian untuk merawat ratusan pasien yang tergeletak di lantai," kata Simon.
"Rumah sakit di Gaza menjadi kamar mayat. Itu tidak bisa diterima," tambahnya lagi.
Baca Juga:
Kemlu RI Beberkan Proses Evakuasi WNI di Palestina Akan Melalui Sejumlah Rute
Presiden Doctors Without Borders Isabelle Defourny menceritakan kisah serupa.
"Kami bekerja di rumah sakit Al-Aqsa, menerima rata-rata 150 hingga 200 pasien luka perang setiap hari... sejak tanggal 1 Desember."
Pada suatu hari di minggu ini, mereka menerima lebih banyak korban meninggal dibandingkan pasien yang terluka.
Baca Juga:
AS Bakal kirim Beberapa Kapal Perang dan Pesawat Tempur di Dekat Wilayah Israel
"Rumah sakit penuh sesak, kamar mayat meluap, bahan bakar dan pasokan medis mencapai tingkat yang sangat rendah," kata Defourny lagi.
[Redaktur: Sandy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.