WahanaNews.co, Jakarta - Suhu ekstrem di seantero Amerika Serikat (AS) membuat kalangan lanjut usia (lansia), para pekerja, dan orang-orang di luar ruangan berisiko sangat besar terkena penyakit yang berkaitan dengan cuaca panas ekstrem atau bahkan kematian, demikian lapor Politico, Minggu (20/08/23).
"Sejumlah pejabat kesehatan masyarakat khawatir wilayah-wilayah metropolitan AS tidak siap menangani frekuensi gelombang panas yang lebih tinggi," sebut laporan tersebut.
Baca Juga:
HBB Provinsi Jambi Dukung Miracle Sitompul Pada Putri Indonesia 2024 Edisi ke-27 Mewakili Provinsi Jambi
Laporan itu juga menyebutkan bahwa ruang gawat darurat di Texas, New Mexico, Oklahoma, Louisiana, dan Arkansas mencatatkan 847 penyakit terkait cuaca panas per 100.000 kunjungan ke departemen gawat darurat.
Jumlah panggilan darurat 911 untuk penyakit dan cedera terkait cuaca panas di AS selama sebulan terakhir tercatat hampir 30 persen lebih tinggi dari angka rata-rata.
"Penghitungan resmi kerap kali hanya mencerminkan jumlah kematian akibat sengatan panas (heatstroke). Hipertermia dicantumkan dalam akta kematian tersebut. Dengan menggunakan metodologi itu, para peneliti memperkirakan bahwa sekitar 700 orang di AS meninggal akibat terpapar suhu panas ekstrem secara langsung setiap tahunnya," papar laporan tersebut.
Baca Juga:
Matahari Tak Terbenam, 7 Negara Ini Jalani Hari-hari Tanpa Malam
Namun demikian, para ahli kesehatan lingkungan mengatakan bahwa jumlah itu terlalu rendah mengingat penghitungan tersebut mengabaikan dampak cuaca panas terhadap kondisi kesehatan kronis lainnya.
Sebagai contoh, suhu panas ekstrem dapat memperburuk dampak penyakit kardiovaskular dan hal itu berpotensi memicu serangan jantung.
[Redaktur: Sandy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.