Eko mengakui, pihak Pemerintah Arab Saudi menerima masukan dari perwakilan negara lain
yang juga menyampaikan
keberatan, kenapa hanya
maskapai Saudi Airlines yang dibolehkan bawa jamaah umrah.
"Mereka paham dan bisa mengerti, karena memang tidak adil.
Negara-negara lain juga protes," katanya.
Baca Juga:
Tanpa Deklarasi, Arab Saudi Bantu Cegat Drone Iran Menuju Israel
Kemungkinan, kata dia, ada masalah koordinasi, kenapa hanya satu maskapai yang digunakan Pemerintah Arab Saudi mengangkut
jamaah umrah.
Bahkan, maskapai Saudi lain, seperti Flynas dan Flydeal, juga protes karena tak dapat
jatah terbangkan jamaah umrah.
"Sepertinya ada kurang koordinasi antara Kemenhaji dan Umrah dengan instansi lainnya, sehingga yang muncul di
aplikasi hanya Saudi Airlines," katanya.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Disambut Meriah di Jeddah, Awali Kunjungan Kenegaraan ke Arab Saudi
Eko menuturkan, KJRI memahami, dalam penerbangan
perdana kemarin masih ditemui
hal-hal yang mungkin kurang nyaman bagi jamaah.
Misalnya, jelang keberangkatan, tes PCR harus ke
suatu tempat yang ditunjuk, info masih simpang siur, visa yang keluarnya
mendesak, dan sebagainya.
"Namun, semoga itu jadi bahan review, sehingga selanjutnya lebih
baik," katanya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.