WAHANANEWS.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan desain sistem pertahanan rudal baru bernama Golden Dome yang diperkirakan menelan anggaran sebesar USD175 miliar.
Meski China menyatakan kekhawatiran serius terhadap rencana ini, Rusia justru menanggapinya secara tenang.
Baca Juga:
Gagal Damai, Rusia Balas Ukraina dengan ICBM dan 273 Drone
"Dalam masa kampanye, saya berkomitmen kepada rakyat Amerika untuk membangun perisai rudal mutakhir," ujar Trump di Gedung Putih, Selasa waktu setempat.
"Hari ini, saya dengan bangga menyampaikan bahwa kami telah secara resmi memilih arsitektur sistem pertahanan tersebut."
Golden Dome dirancang untuk memanfaatkan senjata berbasis darat dan luar angkasa dalam upaya mencegat rudal musuh di berbagai fase penerbangan, sebelum peluncuran, saat awal penerbangan, di tengah jalur lintasannya, bahkan saat mendekati sasaran.
Baca Juga:
Satan II, Tomahawk, Zircon: Parade Rudal Paling Mengerikan di Dunia
Trump menyatakan, "Begitu sistem ini selesai dibangun, Golden Dome mampu menghentikan serangan rudal, bahkan jika datang dari sisi lain planet atau diluncurkan dari luar angkasa."
Ia menambahkan bahwa sistem ini sangat penting bagi kelangsungan hidup dan keamanan jangka panjang Amerika.
China merespons keras dengan menyatakan bahwa proyek ini memiliki konsekuensi ofensif yang besar dan berpotensi mempercepat militerisasi luar angkasa serta memicu perlombaan senjata global.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, mengecam pendekatan unilateral AS yang dianggap mengabaikan prinsip keamanan kolektif.
"Amerika terobsesi mengejar keamanan absolut demi kepentingannya sendiri, dan ini mengancam stabilitas strategis global," tegas Mao.
Ia meminta AS menghentikan proyek tersebut dan memulai langkah-langkah yang memperkuat saling percaya antarnegara besar.
Di sisi lain, Rusia melalui juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, memberikan tanggapan yang lebih santai.
Menurutnya, pembangunan sistem seperti Golden Dome adalah bentuk kedaulatan suatu negara.
"Jika AS merasa terancam oleh rudal, maka wajar jika mereka mengembangkan sistem pertahanannya. Semua negara akan melakukan hal yang sama," ujarnya.
Peskov juga menekankan pentingnya dimulainya kembali dialog strategis untuk menjaga keseimbangan global, merujuk pada perundingan nuklir AS-Rusia.
Pernyataan ini muncul tak lama setelah pembicaraan telepon antara Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang oleh Trump digambarkan berlangsung sangat baik.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]