Namun, Ukraina membantah indikasi tersebut.
Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Maliar mengatakan bahwa indikasi tersebut tidak benar.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
"Informasi ini [Rusia menyimpan pasokan darah] tidak benar. Tujuan dari informasi tersebut hanyalah untuk menyebarkan kepanikan dan ketakutan di tengah masyarakat," ujar Maliar, dalam sebuah unggahan di Facebook.
AS mengatakan bahwa Ukraina telah meremehkan ancaman dengan cara yang salah.
Cara Ukraina dalam merespons dinilai bisa membuat negara tersebut tak siap menghadapi serangan Rusia yang dinilai sangat potensial.
Baca Juga:
Gagal Menyentuh Pemilih, Harris Kalah Telak Meski Kampanye Penuh Serangan ke Trump
"Kami memahami posisi sulit [Ukraina]. Presiden Volodymyr elensky berada di bawah tekanan," ujar seorang pejabat Gedung Putih.
Namun, lanjut dia, pada saat yang bersamaan, Presiden Ukraina meremehkan risiko invasi.
Sebagaimana diketahui, ketegangan tengah meningkat antara Ukraina dan Amerika Serikat, seiring dengan adanya penilaian intelijen AS yang mengatakan bahwa Rusia tengah mempersiapkan serangan besar-besaran ke Ukraina.