WAHANANEWS.CO, Jakarta - Amerika Serikat dikabarkan tengah melakukan peninjauan menyeluruh terhadap mekanisme penyaluran bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza.
Langkah ini disebut-sebut sebagai bagian dari upaya Washington untuk menata ulang sistem distribusi bantuan dan memperkuat pengawasan terhadap efektivitas lembaga yang beroperasi di wilayah konflik tersebut.
Baca Juga:
Rusia Ajak AS Berdialog Soal Tuduhan Uji Coba Nuklir Diam-diam
Menurut laporan Channel News Asia (CNA), Jumat (24/10/2025), rancangan kebijakan baru itu dikenal dengan nama “Sabuk Kemanusiaan Gaza” (Gaza Humanitarian Belt).
Dalam proposal tersebut, disebutkan adanya rencana pembentukan antara 12 hingga 16 pusat bantuan kemanusiaan yang akan dibangun di sepanjang jalur yang sebelumnya menjadi garis operasi militer Israel.
Pusat-pusat ini dirancang untuk melayani kebutuhan dasar masyarakat sipil yang tinggal di kedua sisi garis pemisah.
Baca Juga:
Dokumen Bocor Ungkap Rencana Pangkalan Militer AS di Dekat Jalur Gaza
Selain distribusi logistik, fasilitas itu juga akan mencakup layanan medis, perlindungan anak dan perempuan, serta area aman bagi warga yang kehilangan tempat tinggal akibat konflik berkepanjangan.
Menariknya, dalam dokumen tersebut juga disebutkan rencana pendirian “fasilitas rekonsiliasi sukarela” yang diperuntukkan bagi kelompok militan yang bersedia menyerahkan senjata mereka.
Mereka yang mengikuti program ini berpeluang mendapatkan amnesti sebagai bagian dari upaya menciptakan keamanan jangka panjang di Gaza.