"IDF memiliki persenjataan untuk misi-misi yang direncanakan, termasuk misi di Rafah. Kami memiliki apa yang kami butuhkan," katanya.
Rafah menjadi fokus utama invasi Israel di Jalur Gaza dalam beberapa waktu terakhir, setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghadapi tekanan yang semakin besar dari sayap ekstrem koalisinya untuk meluncurkan operasi darat skala penuh di kota tersebut untuk menumpas Hamas.
Baca Juga:
Serangan Militer Israel Terus Berlanjut, 77 Tewas di Gaza Meski Gencatan Senjata Diumumkan
Operasi IDF di Rafah sendiri sejauh ini terbatas pada pinggiran timur kota dan perbatasan dengan Mesir. Namun, warga Palestina tampak mulai meninggalkan tenda-tenda pengungsian di Rafah dalam jumlah besar selama tiga hari terakhir, seiring dengan ancaman serangan besar dari Israel.
Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) memberikan dukungan yang tidak terlalu besar terhadap operasi IDF di Rafah.
Pada Rabu (8/5), AS telah mengonfirmasi penundaan pengiriman bom seberat 900 dan 225 kilogram, karena khawatir IDF dapat menggunakannya di Rafah yang padat penduduk.
Baca Juga:
Aktris Jamie Lee Curtis Sebut Kebakaran Los Angeles Mirip Genosida di Gaza
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.