AS dan sekutunya telah mengangkut ribuan warga dari
Afghanistan setiap hari dengan pesawat militer. Namun kini tugas itu menjadi
semakin sulit.
Beberapa penerbangan evakuasi sudah berkurang dan
dijadwalkan berakhir pada 31 Agustus.
Baca Juga:
Ledakan di Masjid Afghanistan Telan 3 Korban Jiwa
Sejauh ini, masih ada 1.500 warga AS yg belum berhasil
diangkut keluar.
AS mengatakan Taliban telah menjaminan bahwa warga AS, warga
Afghanistan yang "berisiko" dan orang-orang dari negara lain akan
diizinkan pergi bahkan setelah batas waktu yang telah disepakati.
Usai Taliban menduduki Kabul pada 15 Agustus lalu, banyak orang yang mencoba masuk bandara agar
bisa terbang ke negara lain. Mereka tak mau lagi merasakan pemerintahan
kelompok itu yang dinilai akan otoriter.
Baca Juga:
Ledakan di Masjid Kabul Telan Korban Jiwa
Kabul beberapa hari ini dalam kondisi kacau, sedikitnya 8
orang tewas. Berdesak-desakan, saling rebut naik pesawat bahkan baku tembak di
bandara disebut menjadi pemicunya.
Peringatan perjalanan juga disampaikan negara-negara sekutu
AS seperti Australia dan Inggris agar warganya menjauhi Bandara Kabul.
London dan Canberra mengirimkan telegram peringatan
perjalanan mendesak warganya yang berdesakan di bandara segera mengosongkan
area itu dan pindah ke lokasi yang lebih aman.