WahanaNews.co | Turkiye pada Kamis (21/7/2022) mengatakan, akan membuat pertemuan antara komite permanen dengan pejabat Finlandia dan Swedia pada Agustus untuk menilai apakah kedua negara itu memenuhi syarat bergabung dengan NATO.
Pengajuan Finlandia dan Swedia gabung NATO terhadi setelah Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari 2022. Kedua negara tersebut menyudahi riwayat non-blok militer mereka.
Baca Juga:
Klaim NATO tentang Bantuan Militer Iran ke Rusia di Ukraina Tak Berdasar dan Bermotif Politik
Namun, untuk bisa bergabung dengan pakta pertahanan Atlantik Utara itu, Finlandia dan Swedia harus mendapat persetujuan dari semua 30 anggota NATO.
vKini upaya Swedia dan Finlandia gabung NATO terganjal oleh syarat Turkiye yang menuntut ekstradisi puluhan tersangka teroris dari kedua negara itu, di bawah kesepakatan aksesi yang ditandatangani tiga orang bulan lalu.
Jika ekstradisi tidak dilakukan, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengancam akan membekukan proses Finlandia dan Swedia gabung NATO.
Baca Juga:
Terpilih Jadi Sekjen NATO, Ini Profil Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
Erdogan menuduh Swedia dan Finlandia menyediakan tempat berlindung bagi milisi Kurdi yang dilarang oleh Turkiye.
"Jika negara-negara ini tidak mematuhi poin-poin dalam memorandum yang kami tandatangani, kami tidak akan meratifikasi protokol aksesi," kata Menteri Luar Negeri Turkiye Mevlut Cavusoglu dalam wawancara yang disiarkan televisi, dikutip dari kantor berita AFP.
Dia menambahkan bahwa komite akan bertemu pada Agustus 2022, tetapi tidak mengungkapkan rincian lebih lanjut.
Adapun parlemen Turkiye sedang masa reses musim panas dan pemungutan suara untuk ratifikasi baru bisa dilakukan mulai Oktober.
Beberapa pejabat Turkiye memperingatkan, proses Swedia dan Finlandia gabung NATO mungkin bakal berlarut-larut sampai tahun depan.[gab]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.