Demikian juga bagi Indonesia, hadirnya "Biden effect" diharapkan tidak hanya memberi dampak instan,
tetapi juga mendorong lahirnya berbagai kebijakan yang akan memberi nilai kemanfaatan.
"Beberapa aspek yang bersinggungan dengan kepentingan
politik dan kepentingan ekonomi Indonesia pasca terpilihnya Joe Biden, antara
lain penyelesaian Laut China Selatan, dimana Indonesia punya kepentingan
menjaga wilayah Zona Ekonomi Eksklusif di Perairan Natuna. Selain juga pada
penguatan kemitraan strategis Indonesia-Amerika Serikat, serta peningkatan
kerjasama bilateral khususnya di bidang perekonomian yang ditandai peningkatan
nilai investasi Amerika di Indonesia," papar Bamsoet.
Baca Juga:
MPR Cabut Nama Soeharto dari TAP MPR Nomor 11 Tahun 1998
Ketua DPR ke-20 ini mengingatkan, berbagai harapan yang "didambakan" dari pemerintahan Joe Biden tersebut bukanlah sesuatu
pemberian, tetapi sesuatu yang harus diperjuangkan.
Karena implementasi kebijakan luar negeri Amerika Serikat, baik
di bidang politik dan ekonomi, tentunya juga dilakukan dalam kerangka
melindungi kepentingan nasional mereka.
"Artinya, kita membutuhkan kemampuan bernegosiasi yang
handal untuk mendapatkan hasil yang optimal. Kehadiran pemerintahan Joe Biden
tidak saja menghadirkan peluang, tetapi juga tantangan yang harus kita jawab
dengan peningkatan daya saing pada seluruh sektor dan bidang pembangunan,"
tutur Bamsoet.
Baca Juga:
Terima Ketum dan Pengurus PWI Pusat, Ketua MPR Dorong Peningkatan Kompetensi dan Profesionalitas Wartawan
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini memperkirakan, meskipun Joe
Biden akan mengambil kebijakan yang lebih lunak terkait "perang dagang" dengan Tiongkok, namun persaingan antara kedua
negara besar tersebut masih tetap berlangsung.
Karenanya, Indonesia harus cerdik mengambil manfaat, namun tetap
prudent dan berhati-hati dalam mengambil kebijakan.
"Indonesia adalah subjek yang berdaulat untuk menentukan
sikap dan pendirian politik, tidak boleh terombang ambing oleh arus politik
global. Prinsip politik luar negeri kita adalah Bebas Aktif. Dimaknai sebagai
sikap independensi dari keberpihakan dan ketergantungan pada salah satu kutub
kekuatan global, serta berperan aktif dalam upaya menciptakan perdamaian
dunia," pungkas Bamsoet.