Drone digunakan untuk mengarahkan serangan udara, menunjuk target dengan laser, atau bahkan melakukan serangan langsung.
“Beginilah Ukraina dan Rusia berperang,” ujar Matisek.
Baca Juga:
Perang Dunia Semakin Nyata, ALPERKLINAS Himbau Pemerintah dan PLN Antisipasi Serangan Siber Terhadap Sistem Kelistrikan Tanah Air
“Pesawat nirawak punya peran ganda: sebagai pengintai dan sebagai pemicu serangan. Mereka jadi kekuatan tambahan untuk menghancurkan pertahanan musuh tanpa mempertaruhkan pilot manusia.”
India diketahui menggunakan armada drone yang sebagian besar berbasis pada teknologi Israel, seperti IAI Searcher, Heron, dan amunisi Harpy-Harop.
Harop menjadi simbol penting dari pergeseran ke arah perang presisi. Heron bahkan disebut “mata India di langit” karena digunakan untuk patroli dan operasi tempur.
Baca Juga:
Konflik India-Pakistan Capai Titik Kritis, Biaya Perang Tembus 500 Miliar Dolar
Pembelian 31 unit drone MQ-9B Predator dari Amerika Serikat senilai 4 miliar dolar AS juga disebut sebagai lompatan besar India dalam kemampuan serangan jarak jauh. Pesawat ini mampu terbang 40 jam nonstop di ketinggian 40 ribu kaki.
Tak hanya itu, India mengembangkan taktik serangan berkelompok dengan drone-drones kecil yang diluncurkan bersamaan untuk membanjiri sistem pertahanan musuh, membuka jalan bagi senjata utama.
Sementara itu, Pakistan membanggakan armada drone yang disebut analis Ejaz Haider sebagai “luas dan beragam.” Dari buatan dalam negeri seperti Burraq dan Shahpar, hingga drone canggih dari China dan Turki seperti CH-4 dan Bayraktar Akinci.