Dia mendorong digunakannya tanda
terima tercetak yang dapat dihitung jika ada hasil pemilihan yang
dipermasalahkan.
Kritikus mengatakan Bolsonaro, seperti
mantan Presiden AS Donald Trump, menabur keraguan jika dia kalah dalam
pemilihan presiden tahun depan.
Baca Juga:
Tolak Hasil Pemilihan Presiden, Ribuan Warga Kepung Gedung Kongres Brasil
Dia mengancam tidak akan menerima
hasilnya jika sistem tidak diubah.
Dengan popularitasnya yang jatuh
setelah Brasil mengalami angka kematian Covid-19 tertinggi kedua di dunia,
jajak pendapat menunjukkan Bolsonaro membuntuti mantan Presiden sayap kiri, Luiz Inacio Lula da Silva, meski tak satu pun dari mereka secara
resmi mengumumkan akan mencalonkan diri.
Awal pekan ini, Mahkamah Agung
menyetujui penyelidikan atas tuduhan tidak berdasar Presiden
tentang kecurangan pemilih.
Baca Juga:
Terpilih Sebagai Presiden Brasil, Lula Serukan Perdamaian dan Persatuan
Dalam kemunduran terburuk Bolsonaro di
Kongres sejak menjabat pada 2019, sebuah komite majelis rendah memilih untuk
mengesampingkan amendemen konstitusi yang telah dia dorong untuk mengadopsi
surat suara tercetak.
Ketua Kongres Arthur Lira mengatakan
bahwa dia akan memasukkan amendemen kontroversial ke pleno meskipun komite
kalah.
Lira menjelaskan keputusan itu
menyebutkan resolusi cepat lebih disukai karena ketegangan politik atas masalah
ini menghambat agenda legislatif negara.