Sebelumnya, Badan Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD) mengatakan upaya seluruh dunia, termasuk negara kaya, diperlukan untuk mengatasi krisis iklim. Terutama membantu negara-negara berkembang beradaptasi dengan ini.
Menurut UNCTAD, biaya untuk beradaptasi dengan perubahan iklim di negara berkembang dapat mencapai US$ 300 miliar pada tahun 2030. Dan, jika target mitigasi tidak terpenuhi, hingga US$ 500 miliar pada tahun 2050.
Baca Juga:
BMKG Kalsel Intensifkan Edukasi Masyarakat Terkait Peningkatan Suhu Signifikan Lima Dekade Terakhir
Namun, tingkat pendanaan saat ini kurang dari seperempat dari jumlah yang diperkirakan untuk tahun 2030. Laporan tersebut memperingatkan jika mengandalkan keuangan swasta, program ini tidak akan melayani negara-negara yang paling membutuhkannya.
UNCTAD juga menyerukan penghapusan utang dan restrukturisasi untuk negara-negara berkembang dan untuk meningkatkan ketersediaan modal bagi bank-bank pembangunan multilateral.
Ekonom PBB mengatakan modal ini dapat dibiayai oleh obligasi hijau atau dengan realokasi subsidi dari bahan bakar fosil. Menurut PBB, kerugian ekonomi akibat bencana iklim secara proporsional tiga kali lebih buruk di negara-negara berkembang daripada di negara-negara berpenghasilan tinggi. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.