Madagaskar memiliki sejarah kekerasan politik. Mantan pemimpin
kudeta Andry Rajoelina (44) dilantik sebagai presiden pada 2019 setelah melalui
perjuangan yang keras di pemilu dan mahkamah konstitusi dari pesaingnya.
Rajoelina pertama kali merebut kekuasaan di bekas jajahan
Prancis yang sangat miskin berpenduduk 26 juta jiwa dalam kudeta Maret 2009,
menggulingkan Marc Ravalomanana. Dia tetap memegang kendali sebagai kepala
pemerintahan transisi hingga 2014.
Baca Juga:
Bapak dan Anak Bunuh Driver Taksi Online di Medan, Modusnya Bikin Geleng Kepala
Dalam pemilihan 2019, Ravalomanana menantang Rajoelina,
kalah, dan menuding telah terjadi kecurangan.
Sembilan dari 10 orang Madagaskar hidup dengan kurang dari
USD2 per hari. Perubahan iklim dan penggundulan hutan telah memperburuk
kekeringan terburuk selama empat dekade di selatan pulau itu. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.