WahanaNews.co | China dilaporkan menguji sistem pengiriman nuklir selama musim panas yang dirancang untuk menyelinap di sekitar pertahanan AS, dengan mengirim mereka dalam perjalanan singkat ke orbit Bumi.
Dilaporkan sebagai Fractional Orbital Bombardment System (FOBS), senjata nuklir itu adalah perangkat termonuklir yang menempuh perjalanan jauh mengelilingi planet untuk memintas radar peringatan dini AS dari arah yang berlawanan.
Baca Juga:
China Ancam Serbu Taiwan, Dampaknya Bisa Lebih Dahsyat dari Perang di Ukraina
China membantah operasi itu melibatkan senjata sama sekali, alih-alih mengklaim bahwa itu adalah uji coba kendaraan luar angkasa baru.
Senjata nuklir suborbital adalah senjata yang memasuki orbit rendah Bumi, tetapi turun kembali ke atmosfer sebelum menyelesaikan orbit penuh.
(Perjanjian Luar Angkasa 1967 melarang penempatan nuklir di orbit, tetapi jalur penerbangan suborbital secara teknis tidak memenuhi syarat)
Baca Juga:
Nuklir Hipersonik Baru Korea Utara 5 Kali Kecepatan Suara, Bisa Hantam Pangkalan AS Dalam Hitungan Menit
Mengirim objek ke orbit dan membiarkannya meluncur di luar angkasa lebih cepat dan lebih efisien daripada membakar mesin roket untuk seluruh perjalanan.
Secara teknis, sebagian besar rudal balistik antarbenua (ICBM) jarak jauh adalah senjata suborbital.
Tes tersebut, seperti yang pertama kali dilaporkan oleh Financial Times, berlangsung pada bulan Agustus: “Lima orang yang mengetahui tes tersebut mengatakan militer China meluncurkan roket yang membawa kendaraan luncur hipersonik yang terbang melalui ruang orbit rendah sebelum meluncur ke bawah menuju sasarannya.”