Seakan menanggapi pidato Biden, Presiden Xi Jinping menyatakan, Tiongkok tidak pernah berusaha untuk menyerang ataupun mencari sebuah hegemoni.
“Rakyat Tiongkok selalu merayakan dan berusaha untuk mengejar visi perdamaian, persahabatan dan harmoni. Tiongkok tidak pernah dan tidak akan pernah menyerang atau menggertak orang lain atau mencari sebuah hegemoni,” ungkap Xi Jinping.
Baca Juga:
Lagi, Diplomat RI Bungkam PM Vanuatu Gegara Isukan Pelanggaran HAM Papua Barat
Dalam pidatonya, Xi Jinping turut menyinggung mengenai demokrasi, yang disebutnya bukan merupakan hak khusus yang disediakan untuk setiap negara.
“Dunia yang damai dan berkembang harus merangkul peradaban dari berbagai bentuk dan harus mengakomodasi beragam jalan menuju modernisasi. Demokrasi bukanlah hak khusus yang disediakan untuk setiap negara, tetapi hak untuk dinikmati oleh rakyat semua negara,” pungkas Xi Jinping.
Bukan merupakan rahasia dunia jika dua negara adi daya itu, saling bersaing dalam banyak hal.
Baca Juga:
Penuh Perdebatan, Siapa yang Wakili Myanmar di Sidang Majelis Umum PBB?
Mulai dari persaingan di sektor ekonomi, pertahanan dan keamanan, hingga rivalitas kekuatan militer.
Baik Amerika Serikat maupun Tiongkok, sama-sama memiliki ambisi untuk menunjukkan kekuatan militer di perairan Indo-Pasifik.
Amerika bahkan baru-baru ini membentuk trilateral bersama Inggris dan Australia dengan nama AUKUS, yang disebut banyak pihak adalah sebagai upaya untuk menandingi kekuataan Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik.