Omaro-Taha adalah salah satu perempuan yang mengatakan ada sisi-sisi positif dalam kehidupan mereka di bawah kepemimpinan Taliban.
Omaro-Tah adalah seorang guru di madrasah sekaligus mahasiswa tahun pertama di fakultas kedokteran.
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
Berbeda dengan kisah dari perempuan lain yang BBC dengar, dia justru merasa lebih bebas di bawah Taliban.
"Kami sangat senang dengan keamanannya. Sekarang sangat bagus. Kami senang ada pemisahan untuk belajar, di lingkungan," katanya.
"[Perempuan] bisa merasa bebas, dan bisa belajar lebih baik dibandingkan di masa lalu. Itu adalah bagian dari agama kami juga bahwa harus ada tempat terpisah untuk kedua jenis kelamin," katanya.
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
Omaro-Tah juga mendukung kebijakan yang membatasi dan mengatur pakaian perempuan. Diketahui, sejak Mei tahun lalu, perempuan diperintahkan mengenakan jilbab dan menutup wajah mereka ketika berada di depan umum.
"Menurut agama kami, kami perlu menutup aurat. Jauh lebih baik [bagi perempuan]," kata dia kepada BBC.
Namun dia mengakui ada dampak negatif akibat pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban, antara lain "menurunnya status ekonomi masyarakat, masalah pengangguran, penutupan pabrik dan migrasi masyarakat ke negara lain karena tidak memiliki pekerjaan" jelasnya.