Namun, rangkaian sanksi terhadap Rusia sejauh ini belum menyasar ke sektor tersebut.
Tahun lalu, Rusia adalah pemasok minyak terbesar kedua dan pemasok gas terbesar ketiga bagi China.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Nilai ekspor kedua komoditas itu masing-masing mencapai US$ 41,1 miliar dan US$ 4,3 miliar, menurut berbagai laporan media.
Kesepakatan baru dengan China yang baru-baru diumumkan Presiden Vladimir Putin diperkirakan bernilai US$ 117,5 miliar.
Akan tetapi, pasar energi terbesar Rusia hingga saat ini masih Uni Eropa.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Rusia memasok 40% keperluan gas dan 26% keperluan minyak Uni Eropa.
Data terkini Badan Energi Internasional (IEA) memperlihatkan bahwa tahun lalu China hanya membeli 20% dari seluruh ekspor minyak Rusia, sedangkan mayoritasnya mengalir ke Eropa.
"Ekspor minyak dan gas Rusia [ke China] telah meningkat lebih dari 9% setiap tahun selama lima tahun terakhir. Pertumbuhan ini tergolong cepat, meski demikian China hanya setengah dari besaran pasar Uni Eropa untuk minyak Rusia," kata Dr Harding.