Asosiasi Kontrol Senjata mengatakan Korut memiliki 30 sampai 40 hulu ledak nuklir di Januari 2020. Korut juga diprediksi tengah bersiap meningkatkan produksi plutonium dan uraniumnya.
Pada September 2017, Korut melakukan uji coba nuklir terakhir dan terkuatnya. Saat itu, ketika Korea Utara mengklaim telah meledakkan bom termonuklir atau bom hidrogen. Perkiraan daya ledak bom ini berkisar antara 50 hingga 300 kiloton.
Baca Juga:
China Ancam Serbu Taiwan, Dampaknya Bisa Lebih Dahsyat dari Perang di Ukraina
2. Rudal bisa tempuh jarak jauh
Menurut laporan kantor berita Korut, KCNA, yang dikutip Reuters, Senin (13/9), rudal jelajah Korut dapat terbang sejauh 1.500 kilometer sebelum mencapai sasaran dan kemudian jatuh ke wilayah perairan.
KCNA juga menyatakan pengembangan rudal tersebut memberikan kemampuan strategis yang efektif dan menggentarkan bagi musuh, guna menjamin keamanan Korut dan mengatasi serangan militer lawan.
Baca Juga:
Nuklir Hipersonik Baru Korea Utara 5 Kali Kecepatan Suara, Bisa Hantam Pangkalan AS Dalam Hitungan Menit
Pyongyang juga mengklaim dalam pengujian Hwasong-15 ICBM, rudal Korut mencapai ketinggian 4.475 kilometer, jauh di atas Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Rudalnya juga diklaim mampu terbang sekitar 1.000 kilometer sebelum mendarat di laut lepas pantai Jepang. pesisir.
Analis memperkirakan Hwasong-15 memiliki jangkauan potensial 13.000 kilometer dan. Tak hanya itu, rudal itu diperkirakan bisa mencapai wilayah AS jika ditembakkan pada lintasan yang lebih datar.