WahanaNews.co | Pemerintah Prancis akan memanggil pulang duta besarnya
dari Turki menyusul pernyataan Presiden Recep Tayyip Erdogan yang
dianggapnya tidak dapat diterima.
Sebelumnya, Erdogan menyebut Presiden Prancis, Emmanuel Macron, butuh pemeriksaan kesehatan mental karena dinilainya sudah setengah
gila.
Baca Juga:
2 Unit Kapal Selam Prancis Resmi Dibeli RI, Produksinya di Surabaya
Macron kemudian dikabarkan
sewot parah,
sampai-sampai harus mengambil langkah drastis terkait hubungan Turki-Prancis.
Dalam langkah yang sangat tidak biasa, pejabat kepresidenan
Prancis mengatakan, Duta Besar
Prancis untuk Turki akan dipanggil pulang dari Ankara untuk berkonsultasi, dan akan bertemu dengan Macron untuk membahas situasi
setelah pernyataan kontroversial Erdogan tersebut.
Prancis dan Turki memang memiliki beberapa masalah, termasuk hak maritim di Mediterania bagian timur,
Libya, Suriah,
dan konflik yang meningkat antara Armenia dan Azerbaijan atas wilayah sengketa
Nagorno-Karabakh.
Baca Juga:
Orleans Masters 2024, Empat Wakil Indonesia Lolos ke Babak Kedua
Namun,
perselisihan antara kedua pemimpin makin panas usai pembunuhan seorang guru di
Prancis, yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad di dalam kelasnya.
Turki sangat marah dengan kampanye yang diperjuangkan oleh Macron
untuk melindungi nilai-nilai sekuler Prancis dari Islam radikal.
"Apa yang bisa dikatakan tentang seorang kepala negara yang
mempelakukan jutaan orang dari kelompok agama yang berbeda seperti ini.
Pertama-tama, lakukan pemeriksaan mental. Apa masalah individu orang bernama Macron itu dengan Islam,
dengan Muslim?
Macron membutuhkan perawatan mental," kata Erdogan, dalam pidatonya.