Keunggulan F-35 tidak hanya terletak pada fitur silumannya, tetapi juga pada infrastruktur global di belakangnya, dari rantai pasokan industri hingga sistem pelacakan performa yang saling terhubung dalam doktrin udara NATO.
Su-57 Felon adalah hasil evolusi dari lini Su-27/Su-30 Flanker milik Rusia. Meski uji terbang pertamanya dilakukan pada 2010, pesawat ini baru mulai dioperasikan secara terbatas satu dekade kemudian.
Baca Juga:
AS Ogah Jual Jet Tempur Siluman F-35 ke Negara Muslim Termasuk Indonesia, Ini Alasannya
Dengan kematangan teknologi yang belum sempurna dan produksi lamban, Su-57 mencerminkan usaha Rusia untuk mengejar supremasi udara generasi kelima meski dengan sumber daya terbatas.
Peran dan Doktrin Tempur
F-35 dirancang untuk menjadi penghubung utama dalam pertempuran jaringan modern, dari serangan penetrasi dalam, pengintaian, dominasi udara, hingga perang elektronik.
Baca Juga:
Media Asing Terkejut: Indonesia Jadi ‘Pembeli Besar-besaran’ Jet Tempur Dunia
Dengan kemampuannya menggabungkan dan membagikan data secara real time ke seluruh platform tempur gabungan, ia menjadi tulang punggung dari sistem peperangan berbasis sensor dan data.
Sementara itu, Su-57 lebih difokuskan sebagai pesawat superioritas udara dengan kelincahan ekstrem dan rudal jarak jauh.
Alih-alih mengandalkan jaringan tempur yang luas, Su-57 berfokus pada dominasi lokal di zona perang menggunakan kecepatan, manuver, dan daya serang yang mematikan.