Sejumlah negara disebut kini dalam posisi yang sulit secara diplomatis ketika ingin membantu China.
“Nasionalisme vaksin China sangat terkait dengan kebanggaan Xi, dan menerima bantuan Barat tidak hanya akan mempermalukan Xi, tetapi juga akan mematahkan narasinya yang sering dipropagandakan bahwa model pemerintahan China lebih unggul,” kata Craig Singleton, wakil direktur program China di Yayasan Pembela Demokrasi.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Pejabat Eropa dan AS dilaporkan telah melakukan pembicaraan di belakang layar dengan hati-hati dengan pejabat China.
Mereka sambil mengeluarkan pernyataan publik dengan kata-kata yang sengaja dimaksudkan untuk memperjelas bahwa "bola" ada di pengadilan China.
Pekan lalu, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan, pejabat Amerika Serikat dan China telah membahas cara menangani Covid-19 pada awal bulan ini dalam pembicaraan di Beijing untuk mempersiapkan kunjungan Menteri Luar Negeri Antony Blinken awal tahun depan
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Namun, dia menolak memberikan rincian informasi lebih lanjut soal pertemuan itu.
Barat sendiri disebut telah mempertimbangkan pemberian vaksin mRNA BioNTech yang dirancang untuk menargetkan varian virus corona terkait Omicron yang saat ini beredar ke China.
Vaksin ini diyakini banyak ahli lebih efektif daripada vaksin China.