Para ahli percaya yang pertama, di dekat kota Yumen, pada akhirnya akan menampung 120 silo sedangkan yang kedua, di dekat kota Hami, akan menampung 110 silo. Selusin lainnya sedang dibangun di dekat Jilantai, dengan situs yang lebih tua juga sedang ditingkatkan.
Setiap silo dapat menampung rudal nuklir, dengan masing-masing rudal mampu membawa hingga 12 hulu ledak nuklir jika China meningkatkan semuanya untuk membawa misil DF-41 terbarunya.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Itu berarti persenjataan nuklir China secara teoritis dapat berkembang menjadi 875 hulu ledak. Hu Xijin, editor surat kabar Global Times—corong propaganda negara China—, sebelumnya berpendapat bahwa itu harus diperluas menjadi 1.000.
Langkah itu akan mengangkat China di atas kekuatan nuklir berperingkat rendah seperti Inggris, Pakistan, Prancis, dan India yang telah menimbun hulu ledak dalam jumlah ratusan.
Tapi itu masih jauh dari AS dan Rusia, dua kekuatan nuklir terbesar di dunia, yang memiliki persenjataan masing-masing sekitar 4.000 hulu ledak nuklir.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Pembangunan ratusan silo juga menandai perubahan besar dalam ancaman nuklir China, yang saat ini sangat bergantung pada landasan peluncuran berbasis jalan bergerak (mobile) dan pesawat pengebom berkemampuan nuklir. China juga memiliki empat kapal selam bersenjata nuklir.
China memperluas militernya karena ekonominya menggelembung untuk menyaingi AS, setelah tertinggal selama beberapa dekade.
Selain membangun rudal dan silo nuklir baru, ia telah membangun kapal induk baru, tank, jet tempur, drone mata-mata dan drone serang, bersama dengan senapan baru untuk pasukannya.