WahanaNews.co | Berbagai ulasan terkait Jet tempur Su-27 Flanker Rusia sontak mencuat usai menjatuhkan drone mata-mata canggih MQ-9 Reaper Amerika Serikat (AS) di langit Laut Hitam pada 14 Maret lalu.
Su-27 diperkenalkan pada 1980-an oleh Uni Soviet—negara pendahulu Rusia.
Baca Juga:
Pakar BRIN Kembangkan MOFs, Sulap Minyak Kelapa jadi Bahan Bakar Pesawat
Namun sejarah pembuatan Su-27 diwarnai kecurangan, di mana pembuatannya mengacu pada cetak biru jet tempur F-15 yang entah bagaimana bisa ada di tangah agen intelijen Uni Soviet kala itu.
Su-27, secara sebagian, didasarkan pada teknologi Amerika yang mengarah pada pengembangan jet tempur F-15 Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF), yang memungkinkan Flanker merebut rekor dunia yang dibuat oleh Streak Eagle—versi lebih ringan dari F-15.
Seperti kebanyakan pesawat tempur asal Soviet, Su-27 bertujuan mengimbangi atau mengungguli jet tempur Amerika. Pada tahun 1969, Uni Soviet menemukan bahwa USAF sedang mengerjakan program "F-X", yang akhirnya menghasilkan F-15.
Baca Juga:
Daftar Rute Penerbangan dengan Turbulensi Terparah di Dunia, Berani Coba?
Kepemimpinan Soviet menyadari perlunya bertindak cepat untuk melawan ancaman baru dari pesawat tempur Amerika dan menjalankan program untuk mengembangkan pesawat tempur dengan kelincahan yang baik dan sistem yang canggih.
Desain aerodinamis untuk pesawat baru ini terutama dilakukan oleh Central Aerohydrodynamic Institute (Tsentral’nyy Aerogidrodinamicheskiy Institut atau TsAGI) bekerja sama dengan Biro Desain Sukhoi. Upaya itu semakin didukung oleh rahasia teknologi Amerika yang diperoleh intelijen Soviet.
“Pada awal 1980-an, agen intelijen kami entah bagaimana mendapatkan cetak biru F-15 Eagle, yang dirancang oleh McDonnell Douglas, dan menyerahkannya ke Biro Desain Sukhoi. Insinyur Soviet menggunakannya untuk membuat prototipe pertama pesawat tempur baru,” kata analis militer kantor berita TASS, Viktor Litovkin mengatakan kepada Russia Beyond.