Tentara Udara Armenia sendiri sedang berada di masa kritis dalam proses modernisasi. Konflik bersenjata dengan Azerbaijan pada 2020 menguak banyak kelemahan di tubuh militer Armenia.
Dengan kekuatan sekitar 5.000 personel dan 70 unit pesawat aktif, cabang udara ini memikul tanggung jawab utama dalam pertahanan udara di kawasan pegunungan yang menantang.
Baca Juga:
Kades di Lahat Diduga Kumpulkan Dana Suap, Rp65 Juta Diamankan dalam OTT
Saat ini, inventori tempur Armenia meliputi empat jet Su-30SM buatan Rusia yang diperoleh pada akhir 2019, serta sekitar 15 pesawat serang darat Su-25 era Soviet.
Di sektor helikopter, mereka mengoperasikan lebih dari 30 unit termasuk Mi-24/Mi-35 untuk serangan dan Mi-8/Mi-17 untuk transportasi.
Dalam bidang pertahanan udara, Armenia juga telah mengambil langkah signifikan dengan memesan sistem rudal Akash-1S dari India.
Baca Juga:
Polisi Ringkus Penipu Kontrakan Fiktif di Bekasi yang Rugikan Warga hingga Miliaran Rupiah
Baterai pertama telah dikirim pada November 2024, dan pengiriman kedua dijadwalkan pada pertengahan 2025. Ini menjadi terobosan penting bagi Armenia untuk menghadapi ancaman serangan udara atau rudal jarak pendek.
Di sisi lain, keberhasilan Azerbaijan membeli 40 unit JF-17 Thunder Block III menjadi angin segar bagi industri pertahanan Pakistan dan China.
Pesawat pejuang JF-17 Thunder dilengkapi dengan peluru berpandu hypersonik CM-400AKG (warna putih). [WAHANANEWS.CO/Defence Security Asia]