UE sendiri sebelumnya telah setuju untuk
memberikan sanksi terhadap semua yang terlibat dalam insiden pemaksaan Ryanair
untuk mendarat di Belarusia.
Meski begitu, kritikan tetap mendera UE
terkait keputusan pelarangan tersebut.
Baca Juga:
Rusia Siap-siap Kerahkan Senjata Nuklir ke Belarus Bulan Depan
"Dua kesalahan tak membuat itu (pelarangan
dari UE) menjadi benar," tutur Direktur Jenderal Asosiasi Transportasi Udara
Internasional, Willie Walsh.
"Politik seharusnya tak mencampuri keselamatan
operasi pesawat dan politikus seharusnya tak menjadi keselamatan penerbangan
sebagai kedok untuk meraih agenda politik dan diplomasi," lanjutnya.
Semua ini bermula ketika pesawat Ryanair
dengan penerbangan Yunani-Lithuania dipaksa mendarat di Minsk, Belarusia,
Minggu (23/5/2021).
Baca Juga:
Rusia Disebut Ingin Jadikan Ukraina Seperti Belarusia
Ternyata, dalam pesawat tersebut ada jurnalis
oposisi Belarusia, Roman Protasevich, dan kekasihnya.
Keduanya pun ditahan oleh pihak kepolisian
Belarusia, karena rezim Presiden Alexander Lukashenko melabelinya sebagai
teroris.
Hal itu pun menimbulkan kemarahan UE dan
memberlakukan sanksi terhadap mereka.