Rudal jelajah defensif dan ranjau darat dan laut akan menjadi senjata utama untuk mencegah upaya China mendarat di Taiwan.
Dalam laporan tersebut juga dijelaskan bahwa tekanan yang dilakukan Beijing termasuk serangan pesawat tempur, serta speedboat yang menabrak kapal penjaga pantai Taiwan.
Baca Juga:
Gemas Ingin Hajar China, Taiwan Siapkan Dana Perang Rp 1,3 Triliun
Mereka juga menuduh China menggunakan pendekatan perang kognitif untuk memengaruhi opini publik masyarakat Taiwan.
Belakangan, Taiwan memang terus menyuarakan kekhawatiran mereka akan peningkatan provokasi militer China. Para pejabat Taiwan dan China pun bersilat lidah untuk memperebutkan kedaulatan.
Selama ini, China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya. Sementara itu, Taiwan terus memperjuangkan kemerdekaan mereka dari China, terutama setelah Presiden Tsai Ing-wen berkuasa.
Baca Juga:
Masih Panas! Taiwan Kini Gelar Latihan Militer
Sejak Tsai memegang kendali, Taiwan terus memperkuat militer. Mereka bahkan bertekad memproduksi lebih banyak senjata dalam negeri, seperti kapal selam.
Mereka juga membeli sejumlah alutsista dari Amerika Serikat.
Guna mencegah ancaman China lebih jauh, Kemenhan Taiwan bahkan mengklaim bakal memperkuat upaya mereka menciptakan "peperangan asimetris" agar Beijing sulit melawan.