Presiden AS Donald Trump pada hari yang sama mengonfirmasi bahwa militer AS telah menyerang tiga fasilitas nuklir utama Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Serangan ini merupakan kelanjutan dari eskalasi militer setelah Israel, dengan dukungan Washington, menggempur Iran lebih dulu pada Jumat (13/6/2025).
Baca Juga:
Loyalis Prabowo Sudaryono Duduki Kursi Komisaris Utama Pupuk Indonesia, Ini Rekam Jejaknya
Akibat rentetan serangan ini, ratusan korban jiwa telah jatuh. Iran melaporkan 430 warganya tewas dan lebih dari 3.500 luka-luka akibat serangan Israel, sementara Israel mengklaim 25 warganya tewas akibat rudal balasan dari Teheran.
Langkah Iran untuk menutup Selat Hormuz menjadi perhatian dunia.
Penutupan selat tersebut dapat menyebabkan harga minyak global melonjak dan memicu ketegangan serius dengan Armada Kelima Angkatan Laut AS yang bermarkas di kawasan Teluk.
Baca Juga:
Bupati Dairi Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah Pekan Ketiga Juni 2025
Menurut para analis, harga minyak diperkirakan akan naik sebesar 3 hingga 5 dolar AS per barel pada awal pekan.
Namun jika Iran membalas lebih keras, misalnya dengan serangan fisik atau siber terhadap infrastruktur Barat, lonjakan harga bisa jauh lebih tajam.
“Jika selat ditutup dan pasokan terganggu, dunia akan melihat gejolak besar pada pasar energi global,” kata salah satu analis energi.