WahanaNews.co | Pada tahun 1960-an, pemerintah Spanyol merelokasi penduduk Granadilla karena kota itu akan ditenggelamkan demi sebuah waduk baru.
Ketika semua penduduk sudah terusir, kota itu tidak kunjung tenggelam.
Baca Juga:
Akui Palestina Merdeka, Bendera Spanyol, Norwegia, dan Irlandia Berkibar di Tepi Barat
Granadilla adalah sebuah kota mati di Spanyol. Para pengunjung bisa mengintip ke dalam rumah-rumah kosong, menapaki jalan-jalannya, dan menatap pemandangan dari kastil di kota tersebut.
Namun, tiada seorangpun yang tinggal di sana sejak semua penduduk diusir pada 1960-an.
Granadilla sejatinya adalah kota benteng yang didirikan komunitas Muslim pada abad ke-9.
Baca Juga:
Menhan Spanyol: Perang di Gaza Palestina Adalah Genosida, Harus Segera Dihentikan
Lokasinya strategis sehingga siapapun yang menduduki kota bisa mengawasi Ruta de la Plata, rute perdagangan kuno di kawasan barat Spanyol.
Hingga kini Granadilla adalah satu dari segelintir benteng kota di Spanyol yang tembok-tembok kunonya masih utuh, tapi penduduknya yang tercerai-berai.
Pulau sepanjang 200 meter di Eropa yang rutin berubah kewarganegaraan dua kali setahun