Namun tak sedikit juga yang pindah ke flat (hunian) bersubsidi yang dibangun pemerintah di atas rumah lama mereka.
Saat ini, lebih dari 80 persen orang Singapura tinggal di flat yang dibangun pemerintah ini.
Baca Juga:
UMKM Papua Barat Go Global, PGS Tampil di FHA-Food & Beverage 2025 Singapura
Di sisi lain, pindahnya para warga ke flat juga mendorong rasa kebersamaan dalam budaya di Singapura.
Di kampung, warga tidak perlu mengunci pintu dan keluarga menyambut tetangga, yang sering mampir tanpa pemberitahuan untuk meminjam apa pun yang mereka butuhkan.
Ini adalah cara hidup yang coba diciptakan kembali oleh pemerintah setempat.
Baca Juga:
Mamin Indonesia Laku Rp736 Miliar dalam Pameran di Singapura
Kini, pemerintah berusaha dengan menambah jumlah ruang komunal bersama untuk mendorong interaksi sosial.
Pada tahun 2017, Dewan Perumahan dan Pengembangan Singapura bermitra dengan Universitas Teknologi dan Desain Singapura untuk mengembangkan kerangka kerja untuk kampung perkotaan.
Pendekatan teknologi tinggi yang menggunakan sensor gerak dan ruang Wi-Fi juga sedang dikembangkan bersama untuk mendorong persahabatan di antara tetangga.