Sejumlah analis memandang akan ada hambatan bagi kenaikan harga minyak di masa depan.
"Sayangnya untuk kenaikan harga minyak itu hanya puncak gunung es, karena serangkaian berita utama ekonomi menempatkan China dalam sorotan, yang membuat pasar masih bearish (bearish)," kata Analis SPI Asset Management, Stephen Innes, dilansir Reuters, Kamis (10/11).
Baca Juga:
Harga Minyak Dunia di Tengah Sengitnya Perang Israel-Hamas
Analis yang berbeda justru menilai persediaan minyak global akan kembali ketat menyusul pemberlakuan embargo dari Uni Eropa terhadap produk Rusia yang akan mulai berlaku pada 5 Desember mendatang.
"Brent berpotensi akan berada di rata-rata USD95 per barel pada kuartal keempat," kata Analis Commonwealth Bank, Vivek Dhar. [Tio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.