WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketegangan di Laut Merah kian meningkat seiring eskalasi konflik antara kelompok Houthi dan koalisi militer yang dipimpin Amerika Serikat. Dalam situasi yang terus memanas itu, insiden serius kembali menimpa armada Angkatan Laut AS.
Sebuah jet tempur F/A-18 Super Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat, dengan nilai lebih dari USD 60 juta atau setara Rp1 triliun, jatuh ke Laut Merah setelah terlepas dari kapal induk USS Harry S Truman.
Baca Juga:
Houthi Tunjukkan Taring, Drone Canggih Reaper AS Berjatuhan di Langit Yaman
Insiden terjadi saat pesawat sedang dalam proses pemindahan ke atas kapal.
Angkatan Laut AS dalam pernyataan resminya pada hari Senin mengatakan, “F/A-18E sedang ditarik di hanggar ketika kru yang bergerak kehilangan kendali atas pesawat tersebut. Pesawat dan traktor penariknya jatuh ke laut.”
Seorang pejabat militer AS kepada CNN menjelaskan bahwa laporan awal menunjukkan kapal induk USS Harry S Truman melakukan manuver tajam untuk menghindari serangan drone dan rudal dari kelompok Houthi.
Baca Juga:
Serangan Udara AS di Sana'a Tewaskan 12 Orang, 30 Terluka
“Kapal harus membelok tajam untuk menghindari ancaman langsung. Hal itu kemungkinan besar menyebabkan tergelincirnya jet dari dek,” ujarnya, tanpa menyebutkan nama karena tidak berwenang berbicara di depan publik.
Kelompok pemberontak Houthi mengklaim pada hari yang sama bahwa mereka telah meluncurkan serangan rudal dan drone ke arah kapal induk tersebut.
USS Harry S Truman, kapal induk bertenaga nuklir, tengah dikerahkan di Laut Merah sebagai bagian dari operasi militer Amerika terhadap kelompok Houthi yang didukung Iran.
Semua kru pesawat tempur tersebut dilaporkan selamat. Namun, satu pelaut mengalami cedera ringan akibat insiden.
“Para pelaut yang menarik pesawat tersebut segera mengambil tindakan untuk menjauh dari pesawat sebelum jatuh ke laut,” lanjut pernyataan Angkatan Laut.
Seorang pejabat kedua mengonfirmasi kepada CNN bahwa jet tempur itu telah tenggelam sepenuhnya.
“Nilai satu unit F/A-18 bisa mencapai lebih dari USD 60 juta,” jelasnya, menekankan kerugian material dalam insiden ini.
Meskipun mengalami kehilangan satu pesawat, pihak Angkatan Laut menegaskan bahwa kemampuan tempur kelompok serang kapal induk tetap utuh.
“Kelompok serang dan sayap udara USS Harry S Truman tetap mampu menjalankan misi sepenuhnya,” ujar perwakilan Angkatan Laut dalam siaran persnya.
USS Harry S Truman telah beberapa kali menjadi sasaran serangan dari kelompok Houthi Yaman dalam beberapa bulan terakhir.
Pada bulan Februari lalu, kapal induk ini juga dilaporkan bertabrakan dengan kapal dagang di dekat perairan Mesir. Beruntung, tidak ada korban luka dalam kejadian itu.
Insiden serupa pernah terjadi pada bulan Desember, ketika sebuah jet tempur F/A-18 lainnya dari USS Harry S Truman secara keliru ditembak jatuh oleh kapal perang USS Gettysburg.
“Itu adalah kesalahan identifikasi yang tragis,” ungkap seorang pejabat Angkatan Laut. Beruntung, kedua pilot berhasil melontarkan diri dan selamat dari insiden tersebut.
Investigasi menyeluruh kini sedang berlangsung untuk mengungkap penyebab pasti insiden terbaru ini serta menilai apakah ada kelalaian prosedural atau faktor teknis lainnya yang terlibat.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]