Selain itu, harga minyak juga diprediksi akan mengalami kenaikan mengingat pentingnya Laut Merah dalam distribusi bahan bakar dan kekhawatiran bahwa eskalasi konflik akan meningkat di seluruh kawasan Timur Tengah.
Dalam sebuah wawancara, kepala divisi perminyakan Goldman Sachs, Daan Struyven, mengungkapkan potensi ancaman bahwa harga minyak dapat melonjak dua kali lipat.
Baca Juga:
Perdagangan Tersendat, China Jadi 'Korban' Baru Konflik Laut Merah
Ia menyebutkan bahwa hal ini dapat terjadi jika kelompok pemberontak Houthi memulai serangan di Selat Hormuz, yang merupakan jalur masuk ke Dunia Arab melalui Teluk Persia.
"Laut Merah berfungsi sebagai jalur transit, dan bila terjadi gangguan berkepanjangan di sana, harga minyak bisa meningkat hingga tiga atau empat dolar lebih tinggi," demikian dikutip dari Oil Price pada hari Senin.
"Namun, jika terjadi gangguan di Selat Hormuz selama satu bulan, harga minyak dapat naik hingga 20%, bahkan dapat melipatgandanya jika gangguan berlanjut dalam periode waktu yang lebih lama," tambahnya.
Baca Juga:
Berbekal Perangkat Jadul, Houthi Nekat Lawan AS yang Andalkan Jet Tempur Canggih F-35
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.