Tak mengherankan bila spekulasi pun berkembang cepat. Banyak yang mengaitkan kabar ini dengan laporan negosiasi pembelian 42 unit J-10C bekas dari China, sebuah jet tempur yang meraih reputasi setelah tampil mengesankan dalam konfrontasi udara antara Pakistan dan India.
Di balik kecanggihan J-10C, tersimpan narasi yang membayangi bahkan dominasi jet-jet tempur Barat seperti Rafale.
Baca Juga:
DPR-MPR Tanggapi Surat Usulan Pemakzulan Gibran dari Purnawirawan TNI
Sumber-sumber menyebut, beberapa unit J-10C milik Pakistan, bersenjatakan rudal BVR PL-15, mampu menjatuhkan enam pesawat India dalam satu rangkaian pertempuran.
Termasuk tiga Rafale. India menyangkal keras klaim ini, namun efek psikologisnya telah menyebar jauh melampaui Himalaya.
Keputusan Indonesia, jika benar akan dilaksanakan, bukan sekadar pembelian alat perang. Ini adalah pernyataan geopolitik.
Baca Juga:
Viral Mobil Pasukan Yonif Ditendang Ormas di Magelang, Nyaris Bentrok
Terlebih, langkah ini berjalan bersamaan dengan sinyal Indonesia yang tampaknya menghidupkan kembali kontrak Su-35 dari Rusia, kesepakatan senilai lebih dari US$1 miliar yang sempat membeku sejak 2020 akibat tekanan sanksi dan hambatan logistik.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Tolchenov, baru-baru ini menegaskan bahwa kontrak Su-35 “tidak pernah dibatalkan”.
“Kami akan melanjutkan pembicaraan pada waktunya,” ujarnya, melansir Defense Security Asia.