WahanaNews.co | Ketegangan di sekitar penumpukan militer Rusia dekat Ukraina kian menguatkan kekhawatiran akan terjadinya invasi. Terlebih, sudah digelar latihan militer bersama oleh Rusia dan Belarusia.
Terkait hal itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan Rusia seharusnya tidak meremehkan tekad Barat dalam menanggapi setiap eskalasi dalam krisis Ukraina-Rusia.
Baca Juga:
Klaim NATO tentang Bantuan Militer Iran ke Rusia di Ukraina Tak Berdasar dan Bermotif Politik
“Apa yang dipertaruhkan saat ini tidak lain adalah mencegah perang di Eropa. Kami menginginkan perdamaian," kata Scholz kepada wartawan pada pertemuan dengan para pemimpin negara Baltik di Berlin, menyerukan agar Rusia mengurangi ketegangan.
“Dalam situasi kritis bagi kita semua ini, Rusia tidak boleh meremehkan persatuan dan tekad kita sebagai mitra di Uni Eropa (UE) dan sebagai sekutu di NATO,” sambung Scholz.
“Kami menanggapi keprihatinan sekutu kami dengan sangat serius,” tambahnya.
Baca Juga:
Terpilih Jadi Sekjen NATO, Ini Profil Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
“Pada saat yang sama, kami siap untuk pembicaraan serius dengan Rusia, untuk dialog tentang masalah keamanan Eropa,” ujarnya seperti dilansir dari Al Jazeera, Jumat (11/2/2022).
Dalam kesempatan itu, Scholz juga memperingatkan Rusia konsekuensi ekonomi dan politik "serius" jika meningkatkan agresi militer terhadap Ukraina.
"Agresi militer lebih lanjut oleh Rusia terhadap Ukraina akan memiliki konsekuensi politik, ekonomi dan strategis yang sangat serius bagi Rusia," Scholz memperingatkan seperti dikutip dari US News.
Scholz bertemu dengan Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas, Presiden Lithuania Gitanas Nauseda dan Perdana Menteri Latvia Krisjanis Karins, yang ingin Jerman memainkan peran yang lebih besar dalam upaya aliansi militer NATO untuk meningkatkan pertahanan melawan Rusia di Eropa Timur.
"Fokus kami adalah mendukung Ukraina," kata Kallas.
"De-eskalasi tidak bisa dilakukan dengan todongan senjata dan dengan mengorbankan Ukraina," imbuhnya.
Sedangkan Perdana Menteri Latvia Karins mendesak Jerman untuk mengambil "peran utama untuk memimpin Uni Eropa dan NATO melalui masa-masa sulit ini."
Kremlin sendiri membantah tuduhan oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya bahwa mereka berencana untuk menyerang Ukraina. [qnt]