Beberapa saksi mata di tempat kejadian melaporkan bahwa ketika ditahan, Mahsa Amini sempat dipukuli oleh para petugas.
Namun, polisi Iran menyangkal petugasnya memukuli perempuan muda itu. Mereka menegaskan bahwa Mahsa Amini mengalami serangan jantung, klaim yang ditolak keluarganya karena selama ini perempuan itu dalam kondisi sehat.
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Mahsa Amini meninggal pada 16 September atau tiga hari setelah ditangkap polisi moral di Teheran. Sebelum meninggal, dia jatuh koma dan dilarikan ke rumah sakit.
Kematiannya telah memicu demo besar di berbagai wilayah di Iran selama seminggu terakhir. Banyak demonstran, terutama para wanita melepas dan membakar jilbab mereka sebagai protes. Bahkan, banyak yang nekat memotong rambut mereka di tempat umum.
Demo juga berlangsung ricuh, di mana massa membakar beberapa mobil dan kantor polisi di Teheran dan beberapa kota lainnya.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Tak hanya massa yang turun ke jalan, beberapa warganet di Iran juga ikut menyuarakan protes atas kematian Mahsa Amini sehingga beberapa layanan Internet sempat diputus.
Kelompok hak asasi manusia internsional, seperti Human Rights Watch, Amnesty International, dan Center for Human Rights di Iran ikut berkabung atas kematiannya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.