WAHANANEWS.CO, Jakarta - Sebuah insiden militer mengejutkan kembali terjadi di tengah konflik yang masih memanas antara Israel dan Gaza.
Sebuah jet tempur milik militer Israel, yang sedang menjalankan misi pengeboman di Jalur Gaza, secara tidak sengaja menjatuhkan bom di area permukiman warga Israel sendiri, tepatnya di dekat perbatasan dengan wilayah Palestina.
Baca Juga:
Indonesia dan Korea Selatan Lanjutkan Kerja Sama Pengembangan Proyek Jet Tempur
Peristiwa ini dikonfirmasi langsung oleh militer Israel pada Rabu (16/4/2025), yang menyatakan bahwa bom jatuh pada Selasa akibat "kerusakan teknis" yang terjadi saat pesawat melintas.
"Beberapa saat yang lalu, amunisi yang dijatuhkan dari jet tempur selama serangan di Jalur Gaza jatuh di area terbuka di daerah Kibbutz Nir Yitzhak sebagai akibat dari kerusakan teknis," kata seorang juru bicara militer Israel, dikutip dari The New Arab, Kamis (17/4/2025).
Bom tersebut meledak ketika mengenai tanah, namun pihak militer memastikan tidak ada korban luka, korban jiwa, maupun kerusakan bangunan akibat insiden tersebut.
Baca Juga:
Jet Tempur Mirage 2000 Unjuk Gigi, Hancurkan Kh-101 Rusia di Langit Ukraina
Lokasi jatuhnya bom berada di sisi barat kibbutz, yang berbatasan langsung dengan Gaza.
Warga setempat mengaku mendengar suara ledakan keras, tetapi tidak menyadari bahwa itu berasal dari bom militer Israel.
“Kami mengira itu hanya suara dari sistem Iron Dome seperti biasanya. Ledakan sudah jadi hal biasa di sini,” ujar salah satu warga kepada harian Yedioth Ahronoth.
Pihak otoritas Kibbutz Nir Yitzhak menyatakan telah menjalin komunikasi intensif dengan pejabat militer dan menuntut adanya penyelidikan menyeluruh agar insiden serupa tidak terulang.
Insiden salah sasaran ini bukanlah yang pertama. Pada Mei tahun lalu, Israel juga dilaporkan secara tidak sengaja menjatuhkan bom seberat setengah ton di dekat permukiman Moshav Yated, sebuah peristiwa yang saat itu disebut sebagai “luar biasa, langka, dan berbahaya”.
Kemudian pada bulan Juni, sebuah peluru tank yang diarahkan ke Gaza malah meleset dan jatuh di wilayah Israel sendiri, di dekat pagar perbatasan.
Tak hanya insiden teknis, militer Israel juga menuai kontroversi atas dugaan penggunaan "perintah Hannibal", sebuah protokol militer ekstrem yang memungkinkan pembunuhan sandera demi mencegah mereka digunakan sebagai alat tawar-menawar oleh musuh.
Menurut laporan investigatif dari Haaretz, perintah Hannibal diduga digunakan saat serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, termasuk dalam operasi militer di Kibbutz Be’eri.
Dalam serangan itu, 13 dari 14 sandera Israel yang ditawan oleh milisi Hamas ditemukan tewas akibat serangan militer dari pasukan sendiri.
Meski militer Israel mengakui pernah menerapkan perintah Hannibal di masa lalu, mereka menolak memberikan klarifikasi apakah protokol itu digunakan secara resmi dalam tragedi 7 Oktober.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]