Sebanyak 14 ribu orang di penjara buntut protes tersebut. Sementara ratusan orang lainnya dilaporkan tewas.
Pada Senin (21/11), tim sepak bola Iran yang kalah 2-6 dari Inggris dalam pertandingan pembukaan sempat menimbulkan kontroversi lantaran para pemain menolak menyanyikan lagu kebangsaan Iran sebagai protes terhadap situasi di negara mereka.
Tak hanya pemain, para penggemar juga ikut-ikutan mencemooh lagu kebangsaan mereka yang dilantunkan di stadion dan memberikan tanda mengutuk kematian Amini dan rezim, serta menyerukan hak-hak perlindungan terhadap perempuan.
Baca Juga:
Gempuran Israel di Damaskus Berujung Kematian 4 Prajurit Garda Revolusi Iran
Terkait hal ini, spesialis Iran di Henry Jackson Society di London, Catherine Perez-Shakdam, memandang tim nasional Iran yang menolak menyanyikan lagu kebangsaan akan membayar mahal atas sikapnya tersebut.
"Penolakan tim sepak bola Iran untuk menyanyikan lagu kebangsaan Republik Islam akan menjadi keputusan yang harus dibayar mahal oleh para pemain," kata Shakdam.
"Demikian pula, setiap penggemar Iran yang diidentifikasi oleh rezim karena mencemooh lagu kebangsaan juga bakal menghadapi hukuman berat. Ini adalah fakta brutal Iran masa kini," ujar dia.
Baca Juga:
Amerika Serikat Menyuarakan Keinginan untuk Mencegah Eskalasi Kekerasan Iran-Pakistan
Shakdam mengatakan para pemain Iran kemungkinan telah kehilangan kebebasannya saat ini, usai menyuarakan pendapat mereka di beberapa kesempatan. Sebab rezim selama ini menargetkan mereka yang memberontak, termasuk anggota keluarganya, untuk menghalanginya menyuarakan pendapat.
"Mengingat rekam jejak Iran yang menghebohkan, perlu dicatat bahwa para pemain dan penggemar yang hari ini dijauhi rezim tahu betul tentang risiko yang mereka hadapi," ucapnya. [rds]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.