"Setelah 15 bulan negosiasi yang intens dan konstruktif di Wina dan interaksi yang tak terhitung jumlahnya dengan peserta JCPOA dan Amerika Serikat, saya telah menyimpulkan bahwa ruang untuk kompromi tambahan yang signifikan telah habis," tuturnya menambahkan.
Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengingkari kesepakatan pada 2018. Ia menerapkan kembali sanksi AS, yang mendorong Iran untuk melanggar batas nuklir kesepakatan.
Baca Juga:
Kemendag Ajak Eksportir Melek Kebijakan Karbon di Negara Tujuan Ekspor
Kesepakatan JCPOA bertujuan untuk mempersulit Iran mengumpulkan bahan untuk senjata nuklir. Iran membantah dengan mengatakan program atomnya adalah untuk tujuan damai.
Pada Selasa, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan sedang meninjau proposal Borrell dan akan menanggapi Uni Eropa.
Borrell mengatakan kesepakatan di atas meja yang dia tawarkan mencerminkan kehendak semua pihak untuk memastikan keberlanjutannya, termasuk komitmen Presiden Joe Biden dan jaminan AS dalam hal ini.
Baca Juga:
Uni Eropa Berlakukan Tarif Tinggi Mobil Listrik Buatan China
Presiden AS Joe Biden, seperti dalam pernyataan Gedung Putih Oktober 2021, berkomitmen agar AS kembali mematuhi JCPOA selama Iran melakukan hal yang sama. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.