WahanaNews.co | ISIS mengklaim menjadi dalang bom bunuh diri di salah satu restoran di Kota Beni, Kongo, yang menewaskan setidaknya lima orang pada 25 Desember 2021 lalu.
Kantor berita kelompok tersebut, seperti dikutip Reuters, mengonfirmasi sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kejadian itu pada Senin (10/1) waktu setempat.
Baca Juga:
Ngeri! Bom Bunuh Diri di Acara Maulid Nabi Tewaskan 57 Warga Pakistan
Selain menewaskan lima orang, ledakan tersebut juga membuat 14 orang terluka.
Hal itu menjadi kekerasan terbaru di wilayah pasukan Kongo dan Uganda melancarkan kampanye melawan tersangka Islamis.
Beni, dekat perbatasan timur DRC dengan Uganda, telah menjadi tempat bentrokan reguler antara tentara dan Pasukan Demokrat Sekutu (ADF), yang secara historis merupakan kelompok Muslim Uganda.
Baca Juga:
Bom Bunuh Diri Meledak Peshawar Pakistan
Kivu utara, Kongo adalah pusat serangan ADF. Sejak 2013, tercatat ada 6.000 kematian yang diduga diakibatkan serangan kelompok ini.
ADF juga disalahkan atas serangkaian serangan di Uganda tahun ini.
Kemudian pada 30 November, pemerintah Kongo dan Uganda meluncurkan operasi gabungan melawan ADF.
Secara historis, ADF merupakan koalisi pemberontak Uganda yang berdiri pada 1995 di Kongo timur. Kelompok ini juga disebut berafiliasi dengan ISIS cabang Afrika Tengah atau ISCAP.
Pada akhir November, DRC dan Uganda meluncurkan operasi gabungan melawan ADF di timur negara itu setelah pasukan Kongo berjuang selama berbulan-bulan untuk memadamkan serangan berdarah ADF.
Selain ledakan, kawasan di Kongo juga diliputi baku tembak pada 28 Desember 2021. Baku tembak pasukan militer dan kelompok pemberontak itu terjadi empat hari di Provinsi Ituri.
Militer dan penduduk lokal mengatakan, korban tewas terdiri dari 12 warga sipil dan 38 dari kelompok pemberontak, Pasukan Demokratik Sekutu (ADF) dan milisi etnis, Koperasi untuk Pembangunan Kongo (CODECO).
Kepala Daerah Mambembe, Janvier Musoki, mengatakan pada Kamis lalu sembilan warga sipil di wilayah itu dibantai ADF. Kemudian pada hari Sabtu, tiga orang tewas dalam sebuah serangan. [rin]