Mereka khawatir kebijakan ini akan membuat operasi kemanusiaan di Gaza menjadi hampir tidak mungkin dilakukan.
Seorang pejabat senior dari sebuah LSM internasional, yang enggan disebutkan namanya, menggambarkan situasi di Gaza sejak eskalasi konflik sebagai kemunduran drastis.
Baca Juga:
Israel Putus Listrik ke Gaza, Hamas: Upaya Pemerasan yang Murahan
“Kami terus meluncur ke bawah tanpa ada titik balik, dan kini situasinya sudah mencapai titik terendah. LSM sepakat bahwa kondisi ini tidak bisa diterima,” ujarnya kepada AFP.
Ia meminta identitasnya dirahasiakan demi melindungi kelangsungan operasi organisasinya di Tepi Barat dan Gaza, yang saat ini berada di bawah blokade ketat.
“Kami menghadapi tantangan besar dalam menyalurkan bantuan sambil tetap mempertahankan prinsip kemanusiaan di Gaza. Ditambah dengan pembatasan akses di Tepi Barat, rasanya seperti menyaksikan dunia runtuh,” lanjutnya.
Baca Juga:
Mesir Gelar Konferensi Rekonstruksi Gaza: 100 Negara Siap Berpartisipasi
"Ini seperti berusaha memadamkan api besar dengan seember air."
Israel Perketat Kontrol Bantuan
LSM melaporkan bahwa Israel, melalui Koordinasi Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT) di bawah Kementerian Pertahanan, telah memperkenalkan kebijakan baru untuk mengendalikan distribusi bantuan kemanusiaan sejak akhir Februari.