WahanaNews.co, Gaza - Serangan rudal israel terhadap sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) dan rumah sakit di Gaza pada Jumat (10/11/2023) memicu kecaman masyarakat global.
Menurut Direktur Rumah Sakit Al Shifa, kompleks fasilitas kesehatan terbesar di Kota Gaza, serangan Israel itu merupakan “Hari perang melawan rumah sakit”.
Baca Juga:
Israel Siap-siap Hapus Gaza dari Peta: Tak Akan Ada Lagi Hamas dalam Enam Bulan!
Ia juga menyebut serangan itu merupakan peristiwa yang paling tragis dari segala kelakuan Israel.
Direktur RS Al Shifa Muhammad Abu Salmiya menuturkan pada Al Jazeera, Israel meluncurkan rudal ke RS tak kurang dari lima kali dalam kurun waktu kurang dari 24 jam pada Jumat (10/11/2023).
“Mereka yang sakit dan terluka memenuhi lorong-lorong rumah sakit, dan kami tak bisa melakukan operasi bedah,” ujar Abu Salmiya.
Baca Juga:
Iron Dome Jebol! Rudal Houthi Hantam Jantung Udara Israel di Ben Gurion
“Sudah tak ada lagi satu tempat tidur pun untuk membaringkan para korban,” ujarnya.
“Kita bicara tentang keputusan antara memilih siapa yang harus diselamatkan dan siapa yang dibiarkan meninggal. Dan selagi saya bicara saat ini, saya berdiri di depan 100 jenazah.”
Abu Salmiya menyatakan bahwa saat ini hanya ada empat bagian dari rumah sakit yang masih berfungsi, yaitu unit perawatan intensif, unit inkubator bayi, ruang operasi, dan unit dialisis.
"Unit-unit ini tidak dapat beroperasi tanpa pasokan listrik," katanya. "Kami sangat membutuhkan bahan bakar agar unit-unit kritis ini dapat terus berfungsi. Nyawa ribuan pasien berada dalam ancaman serius. Situasi ini dianggap sebagai kejahatan perang."
Abu Salmiya menutukan, ribuan warga Palestina yang berlindung di rumah sakit sama sekali tak punya akses ke air bersih maupun makanan. Mereka juga merasa waswas jika sewaktu-waktu rudal Israel menggempur rumah sakit.
Lebih lanjut, Abu Salmiya membantah tudingan Israel bahwa Al Shifa memberikan perlindungan bagi pusat komando Hamas.
“Itu tuduhan ngawur, suatu kebohongan,” kata Abu Salmiya. “Ini rumah sakit sipil. Kami melayani lebih dari 1,5 juta warga Gaza.”
“Tentara Israel sebetulnya sudah tahu bahwa ini area aman. Mereka yakin bahwa tak ada pusat komando atau terowongan bawah tanah di bawah rumah sakit.”
Pekerja-pekerja PBB, organisasi internasional, sambungnya, sudah keluar masuk dan menjelajahi rumah sakit ini. Mereka sudah menyakini tahu ini betul-betul rumah sakit sipil yang melayani para korban dan pasien.
"Lebih dari dua minggu yang lalu, kami mengundang perwakilan media dari seluruh dunia untuk mengunjungi, menjelajahi, dan menyelidiki rumah sakit dari segala sudut, dengan tujuan membuktikan bahwa Israel sedang menyebarkan kebohongan dan tuduhan yang tidak berdasar," pungkasnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]