WahanaNews.co, Jakarta - Israel pada Selasa (26/12/23) menyeru agar Jalur Gaza diubah menjadi zona demiliterisasi dan dibentuk zona keamanan sementara di dalam wilayah tersebut setelah perang Israel berakhir.
“Gaza harus diubah menjadi zona demiliterisasi, dan Israel harus memastikan bahwa jalur tersebut tidak akan menjadi basis untuk melancarkan serangan terhadap Israel,” kata juru bicara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Ofir Gendelman, kepada wartawan.
Baca Juga:
Di Tengah Konflik Panjang, Ini Rahasia Israel Tetap Berstatus Negara Maju dan Kaya
“Upaya ini akan memerlukan pembentukan zona keamanan sementara di sepanjang perbatasan Gaza dengan Israel,” tambahnya.
Gendelman juga menyerukan agar ada pemeriksaan dan mekanisme inspeksi di sepanjang perbatasan antara Gaza dan Mesir “untuk mencegah penyelundupan senjata” ke wilayah tersebut.
“Pada masa mendatang, Israel akan tetap bertanggung jawab atas keamanan di Jalur Gaza,” kata Gendelman.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
Serangan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan sedikitnya 20.915 orang, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Serangan membabi buta ini juga menghancurkan Gaza, dengan 60 persen infrastruktur di daerah kantong itu rusak dan hancur dan hampir 2 juta orang mengungsi di tengah krisis makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel berjanji akan menghancurkan Hamas dan memastikan pembebasan semua warganya yang disandera oleh kelompok Palestina itu selama serangan Oktober.