Seorang pekerja dermaga di Pelabuhan Piraeus dekat Ibu Kota Yunani, Athena, terlihat berjalan di sepanjang dermaga di sebelah tumpukan-tumpukan kontainer.
Tiba-tiba, saat dia melihat ke atas, salah satu tumpukan kontainer itu roboh ke arahnya. Dia lantas berlari menyelamatkan diri dan nyaris tertimpa dua peti besar itu, yang akhirnya menimpa sebuah truk kosong di bawahnya.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Tahun lalu, seorang pekerja lain di Piraeus tidak seberuntung itu. Dimitris Dagklis, yang berusia 45 tahun, tidak sempat menyelamatkan diri dan tewas dalam kecelakaan alat berat.
"Kematiannya itu akibat pekerjaan kami yang terus-menerus dan fakta bahwa tidak ada langkah-langkah keselamatan yang layak di tempat kerja," keluh Ketua Serikat Pekerja di Pelabuhan, Markos Bekris, dilansir dari Reuters, Rabu (4/5/2022).
Sejak kematian Dagklis itu, serikat pekerja telah melakukan pemogokan atas pengurangan jumlah staf di pelabuhan yang dua pertiganya dimiliki Cosco, perusahaan milik pemerintah China.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
"Kami mengajukan pertanyaan kepada Cosco tentang kematian Dimitris Dagklis, mengenai tingkat kepegawaian di Piraeus dan masalah lingkungan dari perluasan pelabuhan.
Namun perusahaan itu mengatakan tidak akan memberi kami wawancara dan tidak dapat membantu lebih jauh," ujarnya.
Bekris tidak semata-mata menyalahkan Beijing atas munculnya situasi yang dia sebut telah mengikis hak-hak pekerja.
Menurut dia, sistem kapitalis pascakrisis keuangan global menyebabkan masuknya perusahaan-perusahaan asing, lalu memaksimalkan keuntungan dengan mengorbankan pekerja.